Parah Ahli di Belanda Mengatakan untuk Lawan Varian Omicron Pemerintah Harus lakukan Lockdown Total
Jakarta - Menghadapi varian Omicron yang menular dengan cepat, ahli kesehatan Belanda pada Jumat (17/12) menyarankan penerapan lockdown overall yang ketat di negaranya.
Stasiun televisi lokal RTL Nieuws dan surat kabar NRC Handelsblad melaporkan, para anggota majelis ahli di Belanda merekomendasikan penutupan seluruh sektor, kecuali toko-toko esensial.
Kabar ini disampaikan beberapa hari setelah Pemerintah Belanda memutuskan memperpanjang lockdown parsial hingga Januari 2022.
Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge, mengungkapkan kekhawatirannya akan penyebaran varian Omicron yang cepat.
Varian baru ini merebak tak lama setelah gelombang kasus COVID-19 Belanda mulai menurun.
"Saya tidak akan mengatakan kebijakan pembatasan apa saja yang akan diperlukan," kata De Jonge pada Jumat (17/12) setelah rapat kabinet, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, pemerintah Belanda akan terus mengikuti rekomendasi dari para ahli. Mereka akan menemui para penasihat kesehatan pada Sabtu (18/12) waktu setempat, untuk mendiskusikan kebijakan baru.
"Jika kami perlu menginjak rapid eye movement penyebaran infection atau menundanya, maka kami akan mengambil keputusan itu," ujar De Jonge, dikutip dari media lokal Dutch News.
"Yang kami tahu kini adalah, orang-orang yang sudah divaksinasi satu atau dua dosages, tidak cukup terlindungi dari varian baru ini," imbuhnya.
Pada Selasa (14/12) lalu, pemerintah Belanda mengumumkan perpanjangan aturan jam operasional bar, restoran, dan berbagai toko.
Mereka wajib tutup mulai pukul 5 aching hingga pukul 5 pagi esok harinya. Kebijakan ini akan berlaku hingga 14 Januari mendatang.
Selain itu, sekolah dasar (SD) diperintahkan untuk ditutup lebih awal sebelum memasuki masa libur musim dingin. Hal ini disebabkan tingginya angka infeksi COVID-19 pada anak-anak.
Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, varian Omicron berpotensi jadi varian dominan di Belanda pada Januari mendatang.
Dikutip dari NL Times, per Selasa (14/12), jumlah kasus varian Omicron di Belanda sudah mencapai 123 kasus, dengan 80 kasus adalah orang dengan riwayat perjalanan ke bagian selatan Afrika.
Seperempat dari total kasus di Kota Amsterdam diketahui merupakan varian Omicron, menurut Dutch News.
Meski begitu, saat ini Belanda cenderung mengalami penurunan kasus. Pada Jumat (17/12), Institut Kesehatan Nasional Belanda (RIVM) melaporkan 15.433 kasus dan 60 kematian. Jumlah kasus menurun 25% dari sepekan sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, kematian akibat COVID-19 juga mengalami penurunan sebesar 12%, menurut data dari Worldometers.info.
Yakni, dari total 418 kematian pada sepekan sebelumnya, menjadi 366 dalam sepekan ini.
Sistem kesehatan Belanda saat ini mulai kewalahan. Banyak layanan kesehatan rutin yang ditunda dan operasi non-urgent dibatalkan, demi menangani pasien COVID-19.
Kini, complete kasus COVID-19 Belanda mencapai 2.952.128 infeksi dan 20.370 kematian.
Stasiun televisi lokal RTL Nieuws dan surat kabar NRC Handelsblad melaporkan, para anggota majelis ahli di Belanda merekomendasikan penutupan seluruh sektor, kecuali toko-toko esensial.
Kabar ini disampaikan beberapa hari setelah Pemerintah Belanda memutuskan memperpanjang lockdown parsial hingga Januari 2022.
Menteri Kesehatan Belanda, Hugo de Jonge, mengungkapkan kekhawatirannya akan penyebaran varian Omicron yang cepat.
Varian baru ini merebak tak lama setelah gelombang kasus COVID-19 Belanda mulai menurun.
"Saya tidak akan mengatakan kebijakan pembatasan apa saja yang akan diperlukan," kata De Jonge pada Jumat (17/12) setelah rapat kabinet, dikutip dari Reuters.
Ia menambahkan, pemerintah Belanda akan terus mengikuti rekomendasi dari para ahli. Mereka akan menemui para penasihat kesehatan pada Sabtu (18/12) waktu setempat, untuk mendiskusikan kebijakan baru.
"Jika kami perlu menginjak rapid eye movement penyebaran infection atau menundanya, maka kami akan mengambil keputusan itu," ujar De Jonge, dikutip dari media lokal Dutch News.
"Yang kami tahu kini adalah, orang-orang yang sudah divaksinasi satu atau dua dosages, tidak cukup terlindungi dari varian baru ini," imbuhnya.
Pada Selasa (14/12) lalu, pemerintah Belanda mengumumkan perpanjangan aturan jam operasional bar, restoran, dan berbagai toko.
Mereka wajib tutup mulai pukul 5 aching hingga pukul 5 pagi esok harinya. Kebijakan ini akan berlaku hingga 14 Januari mendatang.
Selain itu, sekolah dasar (SD) diperintahkan untuk ditutup lebih awal sebelum memasuki masa libur musim dingin. Hal ini disebabkan tingginya angka infeksi COVID-19 pada anak-anak.
Situasi COVID-19 Belanda
Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan, varian Omicron berpotensi jadi varian dominan di Belanda pada Januari mendatang.
Dikutip dari NL Times, per Selasa (14/12), jumlah kasus varian Omicron di Belanda sudah mencapai 123 kasus, dengan 80 kasus adalah orang dengan riwayat perjalanan ke bagian selatan Afrika.
Seperempat dari total kasus di Kota Amsterdam diketahui merupakan varian Omicron, menurut Dutch News.
Meski begitu, saat ini Belanda cenderung mengalami penurunan kasus. Pada Jumat (17/12), Institut Kesehatan Nasional Belanda (RIVM) melaporkan 15.433 kasus dan 60 kematian. Jumlah kasus menurun 25% dari sepekan sebelumnya.
Dalam sepekan terakhir, kematian akibat COVID-19 juga mengalami penurunan sebesar 12%, menurut data dari Worldometers.info.
Yakni, dari total 418 kematian pada sepekan sebelumnya, menjadi 366 dalam sepekan ini.
Sistem kesehatan Belanda saat ini mulai kewalahan. Banyak layanan kesehatan rutin yang ditunda dan operasi non-urgent dibatalkan, demi menangani pasien COVID-19.
Kini, complete kasus COVID-19 Belanda mencapai 2.952.128 infeksi dan 20.370 kematian.
Komentar
Posting Komentar