Covid-19 di Singapura Meledak, Penyebaran di Laporkan Kebanyakan dari Interchange Bus
Jakarta - Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapura menutup sebanyak 8 klaster interchange bus akibat penularan COVID-19. Klaster terakhir yang ditutup merupakan simpang susun bus Tampines pada 15 Oktober lalu.
Sebelumnya, klaster pertama dilaporkan terjadi di interchange Bishan dan Sengkang pada 14 Agustus lalu.
Dikutip dari The Straits Times, sampai dengan 9 September terdapat 537 kasus terkait dengan kedelapan klaster tersebut. Bahkan ratusan pengemudi bus juga dikabarkan telah terinfeksi corona.
Kondisi ini membuat perjalanan bus di Singapura terganggu. Warga yang biasa menggunakan transportasi tersebut terpaksa harus menunggu bus dalam waktu yang lebih lama lantaran keterbatasan jumlah pengemudi. Sekitar 49 pengemudi masih harus menjalani perawatan.
Menurut Juru Bicara LTA pada 16 Oktober lalu, padahal hampir seluruhnya atau 99% dari pekerja di transportasi umum tersebut sudah memperoleh vaksinasi lengkap.
Masih dikutip dari The Straits Times, saat ini pembatasan yang lebih ketat telah dilakukan khususnya di ruang istirahat staf di interchange bus. Misalnya seperti memberlakukan aturan hanya boleh satu orang staf yang boleh makan di satu meja.
"Kita harus mencapai keseimbangan antara kesejahteraan pekerja dan meningkatkan lebih banyak tindakan. Misalnya, aturan tentang pengemudi yang divaksinasi makan sendiri lebih ketat daripada di masyarakat umum. Ini bukan keputusan yang mudah, tapi itu perlu," jelas Kepala Eksekutif LTA Ng Lang.
Sebelumnya, klaster pertama dilaporkan terjadi di interchange Bishan dan Sengkang pada 14 Agustus lalu.
Dikutip dari The Straits Times, sampai dengan 9 September terdapat 537 kasus terkait dengan kedelapan klaster tersebut. Bahkan ratusan pengemudi bus juga dikabarkan telah terinfeksi corona.
Kondisi ini membuat perjalanan bus di Singapura terganggu. Warga yang biasa menggunakan transportasi tersebut terpaksa harus menunggu bus dalam waktu yang lebih lama lantaran keterbatasan jumlah pengemudi. Sekitar 49 pengemudi masih harus menjalani perawatan.
Menurut Juru Bicara LTA pada 16 Oktober lalu, padahal hampir seluruhnya atau 99% dari pekerja di transportasi umum tersebut sudah memperoleh vaksinasi lengkap.
Masih dikutip dari The Straits Times, saat ini pembatasan yang lebih ketat telah dilakukan khususnya di ruang istirahat staf di interchange bus. Misalnya seperti memberlakukan aturan hanya boleh satu orang staf yang boleh makan di satu meja.
"Kita harus mencapai keseimbangan antara kesejahteraan pekerja dan meningkatkan lebih banyak tindakan. Misalnya, aturan tentang pengemudi yang divaksinasi makan sendiri lebih ketat daripada di masyarakat umum. Ini bukan keputusan yang mudah, tapi itu perlu," jelas Kepala Eksekutif LTA Ng Lang.
Komentar
Posting Komentar