Sebuah Keluarga di Peru Membeli Seekor Anjing yang di Kira Anjing Jenis Siberian Husky, Ternyata yang Mereka Pelihara Seekor Rubah
Peru - Sebuah keluarga yang tinggal di kota Comas, Peru, dikagetkan dengan hewan 'anjing' peliharaan mereka sendiri. Maribel Sotelo tidak pernah membayangkan bahwa anak anjing jenis Siberian Husky yang diadopsi adalah seekor rubah liar setelah dewasa.
Sotelo bercerita awalnya ia dan anak laki-lakinya membeli seekor anak anjing yang dikiranya jenis Siberian Husky untuk diadopsi. Harga anak anjing itu sekitar 52 sol Peru atau sekitar Rp 185 ribu.
Keluarga Sotelo sangat menyayangi anak anjing tersebut dan memberi nama Run Run. Pada saat dibawa ke rumah, Run mengalami luka di bagian kakinya, jadi harus dirawat intensif. Bulan-bulan awal di rumah, Run masih berperilaku seperti anjing, bermain dengan anjing lain, tetapi kemudian dia mulai bertingkah aneh.
Seiring tumbuh dewasa, ekspresi Run semakin aneh dan reaksi agresif terhadap anggota keluarga lainnya. Kemudian pada Mei lalu, anjing itu kabur dari rumah dan hidup berkeliaran di daerah pemukiman, serta terkadang terlihat di atas atap bangunan.
Ia juga kedapatan mengejar tikus, ayam dan bebek untuk dimangsa, sehingga memancing kemarahan tetangga. Run juga mengeluarkan kotoran dan pee dengan bau yang lebih kuat dibanding anjing pada umumnya.
Baru pada saat itulah keluarga Sotelo menyadari bahwa ia bukan anjing Siberian Husky, tetapi rubah Andes (Lycalopex culpaeus). Rubah Andes memiliki ciri-ciri kaki yang kurus, ekor lebat, kepala runcing dan telinga menonjol. Hewan ini memiliki hubungan dekat dengan serigala.
"Dia tampak dan berperilaku seperti anjing, saat dia masih kecil, tetapi ketika tumbuh dewasa, kami mulai menyadari bahwa dia berbeda. Kami telah memilikinya selama lebih dari tiga bulan, dia membuat anak saya kehilangan uang 50 sol Peru," kata Sotelo dikutip Daily Mail.
Sotelo harus sampai memanggil petugas National Forest as well as Wildlife Service Peru untuk menangkap Run Run, si rubah yang awalnya akting seperti anjing. Petugas mengatakan sulit untuk menangkap rubah karena sangat waspada terhadap manusia.
Akhirnya Run bisa ditangkap dan dibawa ke penangkaran di kebun binatang Huachipa. Nantinya, setelah dirawat akan dilepaskan di habitat aslinya.
Dia tidak agresif, dia tidak menyerang orang lain. Tapi dia mengakibatkan kerugian finansial karena setiap hewan yang dia makan, kami harus mengganti rugi
Walter Silva, seorang dokter hewan dan ahli satwa phony di Peru, mengatakan banyak hewan phony diperdagangkan secara ilegal di kota Lima dan sekitarnya. Salah satu kasus yang marak adalah hewan rubah yang dicampur dan dijual sebagai anjing peliharaan.
"Mereka membunuh orang tua rubah dan mengambil anak-anaknya untuk diperdagangkan secara ilegal di pasar. Dalam hal ini seekor rubah dibeli sebagai anjing peliharaan," kata Silva.
Sotelo bercerita awalnya ia dan anak laki-lakinya membeli seekor anak anjing yang dikiranya jenis Siberian Husky untuk diadopsi. Harga anak anjing itu sekitar 52 sol Peru atau sekitar Rp 185 ribu.
Keluarga Sotelo sangat menyayangi anak anjing tersebut dan memberi nama Run Run. Pada saat dibawa ke rumah, Run mengalami luka di bagian kakinya, jadi harus dirawat intensif. Bulan-bulan awal di rumah, Run masih berperilaku seperti anjing, bermain dengan anjing lain, tetapi kemudian dia mulai bertingkah aneh.
Seiring tumbuh dewasa, ekspresi Run semakin aneh dan reaksi agresif terhadap anggota keluarga lainnya. Kemudian pada Mei lalu, anjing itu kabur dari rumah dan hidup berkeliaran di daerah pemukiman, serta terkadang terlihat di atas atap bangunan.
Ia juga kedapatan mengejar tikus, ayam dan bebek untuk dimangsa, sehingga memancing kemarahan tetangga. Run juga mengeluarkan kotoran dan pee dengan bau yang lebih kuat dibanding anjing pada umumnya.
Baru pada saat itulah keluarga Sotelo menyadari bahwa ia bukan anjing Siberian Husky, tetapi rubah Andes (Lycalopex culpaeus). Rubah Andes memiliki ciri-ciri kaki yang kurus, ekor lebat, kepala runcing dan telinga menonjol. Hewan ini memiliki hubungan dekat dengan serigala.
"Dia tampak dan berperilaku seperti anjing, saat dia masih kecil, tetapi ketika tumbuh dewasa, kami mulai menyadari bahwa dia berbeda. Kami telah memilikinya selama lebih dari tiga bulan, dia membuat anak saya kehilangan uang 50 sol Peru," kata Sotelo dikutip Daily Mail.
Sotelo harus sampai memanggil petugas National Forest as well as Wildlife Service Peru untuk menangkap Run Run, si rubah yang awalnya akting seperti anjing. Petugas mengatakan sulit untuk menangkap rubah karena sangat waspada terhadap manusia.
Akhirnya Run bisa ditangkap dan dibawa ke penangkaran di kebun binatang Huachipa. Nantinya, setelah dirawat akan dilepaskan di habitat aslinya.
Dia tidak agresif, dia tidak menyerang orang lain. Tapi dia mengakibatkan kerugian finansial karena setiap hewan yang dia makan, kami harus mengganti rugi
- Maribel Sotelo, pemilik Run Run
Walter Silva, seorang dokter hewan dan ahli satwa phony di Peru, mengatakan banyak hewan phony diperdagangkan secara ilegal di kota Lima dan sekitarnya. Salah satu kasus yang marak adalah hewan rubah yang dicampur dan dijual sebagai anjing peliharaan.
"Mereka membunuh orang tua rubah dan mengambil anak-anaknya untuk diperdagangkan secara ilegal di pasar. Dalam hal ini seekor rubah dibeli sebagai anjing peliharaan," kata Silva.
Komentar
Posting Komentar